SERTIJAB 1-10 DESEMBER 2014

Kasal kukuhkan KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359
Surabaya, 4 Desember 2014-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, mengukuhkan KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359. Upacara pengukuhan disaksikan oleh ahli waris Pahlawan Nasional Bung Tomo, ahli waris Pahlawan Nasional Usman Janatin bin H. Ali Hasan, serta ahli waris Tohir bin Said (Harun). Pengukuhan kedua kapal MRLF (Multi Role Light Fregate) tersebut berlangsung di
Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis 4 Desember 2014.
Hadir dalam upacara tersebut pejabat teras TNI AL, seluruh jajaran Pangkotama TNI AL, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Propinsi Jatim dan Pemkot Surabaya. Dalam amanatnya Kasal menyampaikan bahwa Pahlawan Nasional Bung Tomo yang lahir di Surabaya ini terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Sementara itu, Pahlawan Nasional Usman Janatin bin H. Ali Hasan yang lahir di Purbalingga Jawa Tengah serta Tohir bin Said (Harun) yang lahir di Pulau Bawean Jawa Timur dikenal karena keberaniannya pada saat Dwikora dikumandangkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964. Kedua pahlawan nasional ini  gugur di Singapura. Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359, masing-masing, memiliki jumlah ABK 85 prajurit, dengan rincian perwira 17 orang, bintara 40 orang dan tamtama 28 orang. Kedua kapal perang ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet, diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Kedua kapal kapal perang MRLF tersebut tiba di Indonesia pertengahan bulan September 2014. KRI Bung Tomo-357 saat ini dikomandani Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T, sedangkan KRI Usman Harun-359 dikomandani Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta, ST. Kesenjataan canggih melengkapi kedua KRI ini serta didukung oleh Platform System yang baik, di antaranya, Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut.
Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.
Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini.
Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke- udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut. Kapal perang ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot. Kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini, dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis. Kepada para wartawan Kasal menyampaikan bahwa dipilihnya nama Bung Tomo dan Usman-Harun bertujuan untuk membangkitkan semangat patriotisme bagi para prajurit TNI AL serta segenap bangsa pada umumnya. Diharapkan segenap prajurit TNI AL dapat meneladani pengabdian dan pengorbanan para Pahlawan Nasional tersebut terhadap bangsa dan negaranya. Surabaya sengaja dipilih sebagai tempat pengukuhan dua kapal perang tersebut, mengingat lokasinya berdekatan dengan tanah kelahiran Bung Tomo, Usman, dan Harun. Ke depan akan dilaksanakan pengukuhan KRI Jhon Lie-358. Bitung dipilih sebagai lokasi upacara pengukuhan kapal perang MRLF tersebut, mengingat Pahlawan Nasional John Lie dilahirkan di kota yang berada di Provinsi Sulawesi Utara tersebut. source, www.tnial.mil.id
----------------------------------------
Jabatan Koorsahli Kasal diserahterimakan
Jakarta, 2 Desember 2014-
Jabatan Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Laut (Koorsahli Kasal) yang sebelumnya di jabat oleh Laksamana Muda TNI Suyitno, S.Pi, M.M. telah diserahterimakan kepada Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman M., S.E., di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/12/2014). Upacara Sertijab tersebut dipimpin langsung oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio. Pejabat Koorsahli Kasal yang baru Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman M., S.E., sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL), sedangkan pejabat lama Laksamana Muda TNI Suyitno, S.Pi, M.M., akan menjadi Staf Khusus Kasal. Tampak Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio (kiri) saat memberikan ucapan selamat kepada pejabat baru Koorsahli Kasal Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman M., S.E.
Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut. source, www.tnial.mil.id